Bismillahirrahmaanirrahiim
   
  Pelajar Islam Indonesia Kota Semarang
  Perjalanan ke Tegal
 

PERJALANAN KE BARAT

Oleh : Faizun Muhtada

 

Kalo PW Jateng punya kisah perjalanan ke timur, lain halnya dengan PD PII Semarang yang baru saja menjalani perjalanan ke barat. Sayangnya, PD PII Semarang mengahadapi banyak sekali rintangan dan permasalahan selama perjalanan (kayak perjalanan ke baratnya Sun Go Kong geto..). 

Berikut kisah perjalanan ke barat PD PII Semarang yang selengkapnya. PD PII Semarang adalah salah satu eselon kepengurusan Pelajar Islam Indonesia di Jawa Tengah yang telah legal dan formal. Sehubungan dengan diadakannya Sidang Dewan Pleno Wilayah (SDPW) Jateng di Martoloyo, Kota Tegal yang jatuh pada tanggal 19 – 23 Maret 2008, maka PD PII Semarang merasa tergugah untuk mengikuti dan ikut andil dalam acara 2 tahunan tersebut. Dengan visi dan misi yang kongruen dan selaras, PD PII Semarang mendelegasikan 5 personel pengurus yaitu Faizun Muhatada (Ketua Umum, Hanif Tazkiyyatul Ummah Al Ihsany (Sekretaris Umum), Sukarno (Bendahara Umum), Siti Waridah (Ka.Bid. Kemuslimahan), dan Siti Maemunah (staff Kemuslimahan) ke kegiatan yang bertema “Bersama memajukan PII Jateng” itu.

Awalnya PD Semarang akan berangkat dengan menggunakan fasilitas kereta api Kaligung Bisnis yang berangkat pada pukul 16.35 WIB tanggal 19 Maret 2008 jika sesuai dengan jadwal. Karena waktu merupakan salah satu hal yang menempati tingkat urgensi yang tinggi, maka Ketua Umum PD Semarang yang dijabat oleh Faizun Muhtada (Faiz) harus langsung meluncur dari tempat dia menempuh study ke stasiun Poncol Semarang. Hal tersebut disebabkan institusi sekolahnya mempunyai kebijakan jam pulang pada pukul 15.30 WIB. Sehingga, mau tidak mau Faiz harus pergi ke Tegal dengan attribute sekolah lengkap layaknya sedang mengikuti mata pelajaran di sekolah.

Sekitar pukul 15.40 WIB, PD PII Semarang telah berkumpul di ruang Loby Stasiun Poncol. Dan ternyata, beberapa instrument PW jateng juga akan ikut berangkat bersama – sama PD Semarang. Mereka adalah Munawir (Admilog Korwil Brigade Jateng 2007 – 2009), Indah Fajarwati (maaf, kurang tahu akan jabatannya), Anis Nila Mayasari (Dept. Majlis Dakwah Kaderisasi 2007 – 2009), dan Mbak Rahma (Korwil BO PII Wati Jateng 2007 – 2009).

Setelah menunggu kedatangan kereta beberapa saat, terdapat pengumuman yang memberitahukan bahwa Kereta Bisnis Kaligung akan datang terlambat 45 menit. Kemudian, para aktivis perjuangan umat itu hanya dapat ngobrol dan bercanda untuk mengisi suasana yang menjenuhkan. Di tempat umum itu, manusia yang menunggu kedatangan Kaligung Bisnis sangat terlihat dalam keadaan kuantitas besar (alias buanyaaaaaaaakk... banget...). Bahkan tiket duduk untuk kereta ini telah habis terjual pada pukul 14.30 WIB. Maklum, 4 hari ke depan setelah hari itu adalah hari libur yang runtut sistematis khususnya bagi kalangan mahasiswa. Jadi, mahasiswa menjadi dominan kuat sebagai penumpang Kaligung Bisnis.

Pada sekitar pukul 17.40 WIB, kereta yang ditunggu – tunggu akhirnya datang juga. Awalnya, kereta ini hanya memiliki 5 gerbong, kemudian satu gerbong ditambahkan dikarenakan kereta telah penuh sesak dengan penumpang. Dan karena belum muat juga, akhirnya sebagian penumpang dioperkan ke kereta TawangJaya yang akan berangkat pada pukul 19.00 WIB dan itupun jika sesuai jadwal. Subhanallah...

Faiz dan Karno yang bertugas mengamankan barang bawaan telah masuk Kaligung Bisnis, namun Munawir dan PII Wati lainnya masih di luar kereta mencari tempat yang paling tidak dapat dikatakan aman. Namun, idealitas tampaknya sedang tak bersimpati dengan realitas. Faiz dan Karno sendiri mengalami kesulitan keluar karena telah terlanjur masuk gerbong. Dan satu – satunya keputusan yang diambil pada saat itu adalah Munawir dan PII Wati menggunakan media kereta TawangJaya sebagai solusi problema. Jadi, saat itu terdapat dua kelompok pemberangkatan. Dua Kelompok itu adalah Tim Kaligung (Faiz-Karno) dan Tim TawangJaya (Munawir-PII Wati).

Tim Kaligung berada pada gerbong nomor enam dari enam gerbong. Tim Kaligung berangkat pada pukul 18.02 WIB. Tim Kaligung sendiri sempat berinteraksi dengan para mahasiswa dalam gerbong tersebut. Komunikasi dan saling berinteraksi membuat suasana menjadi hangat dan akrab. Tim Kaligung dengan santai dan ramah berkomunikasi dan bercanda dengan para penumpang di dalamnya. Dan tidak disangka – sangka, Tim Kaligung mendapat ID URL dari beberapa mahasiswa. Tim Kaligung ini sampai di Tegal tepat di saat jarum jam menunjukkan pukul 20.40 WIB. Berarti Tim ini berdiri dan bergelantungan bersama dalam durasi waktu 2 jam 38 menit. MasyaAllah..

Tim TawangJaya ternyata juga mengalami keterlambatan. Mereka seharusnnya berangkat pukul 19.00 WIB. Sepertinya, dewi fortuna tidak berpihak pada mereka. Tim TawangJaya berangkat kurang lebih pukul 20.00 WIB.

Sesampainya Tim Kaligung di Tegal, mereka dalam keadaan payah. Handphone yang menjadi tumpuan komunikasi mereka mengalami kehabisan baterai. Parahnya, saat Tim Kaligung mencari tempat beribadah berupa masjid, mereka menemui Gerbang Masjid Agung Tegal ditutup, disegel, dikunci dan steril dari pihak luar (Masa’ Masjid Ditutup? Masjid kan Hak Milik Umat Muslim). Dan terpaksa, mereka menunggu Tim TawangJaya yang telah memberikan kabar bahwa pada pukul 22.03 WIB mereka sedang dalam posisi di Pemalang.

Akhirnya, pada pukul 22.21 WIB sesosok aktivis PII tingkat wilayah bernama Asrul Bahtiar muncul di ruang Loby Stasiun Tegal. Beliau bermaksud menjemput para musafir dan pejuang ketegori imut – imut ini.

Suatu perjalanan panjang ini berakhir dengan tibanya Tim TawangJaya di stasiun Tegal pada pukul 22.45 WIB. Tim Kaligung akhirnya bertemu kembali dengan Tim TawangJaya setelah terpisah selama 4 jam 43 menit dari stasiun besar Poncol Semarang. Dengan kondisi kelelahan yang menyangatkan, para calon pemimpin bangsa yang beradab ini dijemput dan dibawa oleh Asrul Bahtiar ke tempat tujuan semula yaitu Martoloyo, Tegal.

 

Dari cerita narasi faktual di atas  dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

* CHRONO IS SWORD (red: Waktu itu Pedang)

Waktu adalah pedang, itu adalah salah satu sastra dari kebudayaan Islam. Kalimat itu menunjukkan bahwa waktu itu mempunyai level urgensi yang tinggi. Contoh faktualnya adalah satumikrodetik yang kita anggap sepele menjadi suatu yang sangat diperhitungkan oleh Michael Schumacher dalam Formula1 serta oleh ilmuwan kalkulasi Astronomi. Allah SWT telah bersumpah atas nama waktu yang terdapat pada Q.S. Al Ashr:

 

1.  Demi masa.

2.  Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

 

* Allah SWT akan menolong abd’ yang telah menolong agama Allah yaitu ISLAM.

Dan perkara ini telah termaktub dalam Q.S. Muhammad : 7

 

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

 

Subhanallah......

Alhamdulillah...

La Ilaha Illallah..

Allahu Akbar...

 

 (^_^) Faizun Muhtada (^_^)

arquebus_spetznaz@yahoo.com

http://profiles.friendster/grossteque

 
  Today, there have been 8 visitors (8 hits) on this page!  
 
Alhamdulillahirrabbil Aalamiin This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free